Rabu, 11 Desember 2013

Pengendalian Hama Crocidolomia binotalis

PENGENDALIAN HAMA ULAT JANTUNG
(Crocidolomia binotalis Zell) PADA TANAMAN KUBIS - KUBISAN DI DAERAH KOPENG


                                                                                                                                        I.          PERMASALAHAN
      Kopeng yang berada didaerah Magelang merupakan daerah dataran tinggi yang terkenal sebagai penghasil sayuran. Sepanjang tahun baik musim hujan maupun kemarau, daerah tersebut ditanami beragam sayuran terutama kubis-kubisan seperti kubis, kubis bunga, sawi, selada dsb. Namun setiap tahun terutama pada musim hujan terdapat serangan hama ulat sehingga tanaman mengalami kerusakan. Setelah ditanyakan ternyata hama tersebut adalah hama Crocidolomia atau ulat jantung.

                                                                                                                II.            ANALISIS PERMASALAHAN
A.    Lokasi Penanaman 
          Lokasi penanaman dari kubis-kubisan ini yaitu di daerah Kopeng. Menurut Aiprillah (2013), wilayah kopeng termasuk di dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Di wilayah ini, tanaman kubis-kubisan akan tumbuh baik, namun ada kekurangan dan kelebihannya. Di kopeng, pertumbuhan kubis bunga yang ditanam di kopeng rendah, dan berat basah tanaman. Namun pertumbuhan generative lebih optimal, bunga cepat tumbuh, bunga juga lebih berat. Pembentukan bunga dapat diinduksi oleh suhu yang berada di luar batas ambang, namun demikian suhu yangoptimum lebih efektif dan cepat dalam menginisiasi pembungaan (Larcher, 1995). Dari data pertumbuhan awal kubis bunga dapat diketahui bahwa suhu daerah Kopeng yang rendah merupakan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel. Suhu yang optimum inilah yang menjadi suhu optimum untuk inisiasi pembungaan. Namun, di sisi lain menurut Cornel University(2012), Croci akan tumbuh baik di wilayah tropis dataran tinggi, sehingga selain pertumbuhannya bagus juga ada kendala yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Yaitu mengenai pertumbuhan Crocidolomia di dalam budidaya tanaman kubis-kubisan. Jadi, kondisi yang terdapat di daerah Kopeng ini selain mendukung pertumbuhan tanaman kubis-kubisan juga sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan Crocidolomia yang merupakan hama kubis-kubisan itu sendiri.
B.     Serangan Ulat Kubis ( Crocidolomia binotalis) 
       Crocidolomia menyerang pada bagian titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak diberi kesempatan untuk tumbuh. Sehingga tanaman akan rusak dan akhirnya tidak bias bertahan. Serangan yang dilakukan Crocidolomia ini yaitu terjadi pada saat fase larva, karena pada fase ini larva membutuhkan makanan untuk menjadi pupa dan akhirnya menjadi imago. Dalam siklus hidupnya, kubis menjadi tempat sasaran bagi imago untuk meletakkan telurnya. Karena ulat ini kurang menyukai sinar matahari, maka peletakan telur berada di bawah daun kubis-kubisan, dan setelah menjadi larva maka daun inilah yang menjadi makanannya. Ketika musim hujan tiba, maka intensitas cahaya matahari akan berkurang, sehingga menciptakan kondisi yang mendukung ulat  Crocidolomia untuk tumbuh dan berkembang secara leluasa. Namun, apabila imago jantan dari ulat kubis dapat di tarik keluar dari lingkungan kubis sebelum melakukan pembuahan pada imago betina akan memperkecil serangan larva hama ulat kubis. 
 C.    Penanaman      
      Berdasarkan kasus permasalahan, tanaman kubis-kubisan ini ditanam sepanjang tahun tanpa ada pergantian jenis tanaman atau rotasi tanaman. Padahal, menurut Pracaya (2003), rotasi tanaman perlu dilakukan sebagai media peralihan terhadap hama tersebut dan memutus siklus hidupnya. Seharusnya, kondisi lingkungan yang dibutuhkan tanaman kubis yaitu terjaga kebersihan lingkungannya, serta adanya tanaman yang dapat menarik imago jantan keluar dari lingkungan tanaman kubis, sehingga pembuahan tidak akan terjadi. Penanaman kubis juga harus melihat seberapa jauh jarak tanam yang digunakan dan tanaman berfamily apa yang digunakan untuk tumpang sari ataupun polikultur. Aspek ini sangat penting dikarenakan apabila tanaman yang digunakan untuk polikultur merupakan satu family, serangan hama ulat kubis dengan tanaman berfamily sama akan meningkat serangannya.

                                                                                                                             III.            TINJAUAN PUSTAKA
D.    Deskripsi Wilayah Kopeng  
      Kopeng terletak di Lereng Gunung Merbabu di  sisi utara, dan termasuk di wilayah kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, diapit oleh dua gunung yaitu gunung Telomoyo dan gunung Andong, serta satu  bukit Gajah Mungkur. Jarak Kopeng yaitu 11,88 km dari kota Salatiga, dan dari kota Magelang jaraknya sekitar 28 km. Kopeng termasuk wilayah dataran tinggi, dan terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran seperti kubis-kubisan. 

A.    Deskripsi Kubis-kubisan
Kubis termasuk golongan tanaman semusim atau berumur pendek dari spesies Brassica Oleracea, famili Cruciferae, tanaman pada umumnya tumbuh pendek dengan ketinggian sekitar 20 cm. Pada umumnya tanaman kubis tidak bercabang, daun berwarna hijau biru dan membentuk roset, ukuran daun lebar dan besar dengan panjang dapat mencapai 50 cm, daun berdaging dan tebal. System perakaran pada tanaman kubis adalah akar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar disekitar permukaan tanah sehingga perakaran tanaman kubis dangkal.




Table 1.Klasifikasi Kubis (Brassica oleracea var. capitata)



Nama Ilmiah
Brassica oleracea var. capitata
Nama Lokal
Kubis
Dunia
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Sub kelas
Dilleniidae
Bangsa
Capparales
Suku
Brassicaceae
Marga
Brassica
Spesies
Brassica oleracea var. capitata



Kubis akan tumbuh baik bila ditanam di daerah berhawa dingin seperti di Dieng dan di daerah Magelang dan Pengalengan. Temperatur optimum yang dikehendaki antara 15-200C sedangkan kelembaban yang baik pada kisaran antara 60-90%. Kalau temperatur 250C, pertumbuhan akan terhambat. Kubis menghisap air cukup banyak. Tanaman yang masih muda memerlukan air sebanyak 300cc/hari. Sedangkan kubis dewasa, memerlukan air sebanyak 400-500cc/hari. Agar tumbuh secara optimal, kubis memerlukan persentase kandungan air dari kapasitas lapangan 60-100% atau rata-rata lebih kurang 80%.



A.    Deskripsi Crocidolomia
Ulat ini sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis coklat. Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya dietakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok.




1.     Klasifikasi Ulat Jantung ( Cracidolomia binotalis )
Table 2. Klasifikasiulatjantung




Kingdom
Animalia
Filum
Arthropoda
Kelas
Insecta
Ordo
Lepidoptera
Famili
Pyralidae
Genus
Crocidolomia
Spesies
Crocidolomia binotalis Zell.

1.      Morfologi

Ulat berwarna kelabu,sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Ulat aktif pada malam hari dan tidak tertarik cahaya. Telur umumnya dijumpai pada permukaan bawah daun diletakkan secara berkelompok.

2.      Larva

 Larva instar satu bersifat gregarious, memakan daun pada permukaan bawah dnegan menyisakan lapisan epidermis atas. Larva menghindari cahaya. Kepala larva instar awalnya berwarna hitam kecoklatan dengan tubuh berwarna hijau. Warna larva bervariasi, umumnya berwarna hijau dengan batas garis dorsal dan lateral berwarna kekuningan. Panjang larva sekitar 18 mm (Purnamasari, 2006).

3.      Pupa

Pupa terdapat pada kokon yang terbuat dari butiran tanah dan membentuk lonjong dengan stadium 9 hari (Wahyuni, 2006)

1.      Imago

                Ngengat ini termasuk binatang malam tetapi tak mau mendatangi cahaya. Bertelur di balik daun. Ngengat betina bisa hidup sampai ± 24 hari dan dapat menghasilkan telur sampai 18 kelompok. Jadi selama hidupnya ngengat bisa bertelur sampai 1.460 butir.



1.      Ekologi

Daerah sebaran di Asia Tenggara, Afrika dan India,Indonesia (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara). Menurut Cornel University (2012), Croci akan tumbuh baik di wilayah tropis dataran tinggi.
                      
2.    Daur hidup:
Ulatini termasuk binatang malam, tetapi tidak mau mendatangi cahaya. Hama ini bertelur di balik daun dalam kelompok yang terdiri dari 30-80 butir. tiap kelompok kira-kira3 mm x 5 mm. Ulat betina bisa hidup sampai 24 hari ,ulatini dapat menghasilkan telur sampai 18 kelompok. Jadi, selama hidupnya ulatini bisa bertelur sampai 1.460 butir. Setelahmenetas, ulat segera memakan daun dengan lahapnya, terutama daun bagian dalam yangtertutup oleh daun luar. Alasannya adalah ulat ini takut sinar matahari. Jika seranganmenghebat, ulat akan mencapai titik tumbuh. Jika yang terserang tanaman kubis, mungkinmasih bisa hidup lagi asal ulatnya telah dibinasakan. Namun, sawi biasanya sudah tidak tertolong lagi. Ulat berkepompong di dalam tanah dengan kokon yang diselimuti butirantanah















 



 

Tidak ada komentar:

Pages - Menu