Jumat, 05 April 2013

Pemanfaatan lahan pasir sebagai lahan pertanian


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hal yang melatar belakangi pemilihan observasi sistem pertanian di lahan pasir adalah karena banyak sekali lahan pasir yang belum di manfaatkan sebagai lahan budidaya. sehingga hal tersebut mendorong kami untuk melakukan observasi di pantai selatan Bantul tepatnya di pantai Samas, di mana di sana sudah terdapat pemanfaatan lahan pasir pantai. Dari situ kita dapat belajar bagaimana cara memanfaatkan lahan pasir pantai menjadi lahan budidaya pertanian.  Hal ini di akibatkan oleh kurangnya lahan budidaya  yang ada di DIY. Dengan di manfaatkankannya lahan pasir pantai di harapkan dalam pemenuhan kebutuhan khususnya sayuran atau hasil pertanian dapat tercukupi.

Pada area lahan pertanian sekarang semakin sempit, sehingga mungkin atau tidak mungkinnya teknologi baru di terapkan pada teknologi pertanian. Kegunaan pasir pantai dalam pertanian mulai di terapkan pada para petani. Lahan pasir pantai adalah Lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat porus,sehingga kemampuannya dalam menahan air rendah. Kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi setiap upaya pemupukan, karena kebutuhan pupuk menjadi berlipat. Selain itu lahan pasir memiliki bahan organik dan nitrogen yang rendah. Lahan pasir seperti ini banyak kita temukan di daerah pantai salah satunya adalah daerah Bantul.
Tanah jenis ini mempunyai kandungan bahan organik dan kesuburan yang rendah sehingga perlu dilakukan teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan di lahan pasir pantai adalah pemberian bahan organik, alas plastik, dan pemberian jerami diatas permukaan lahan sehingga dapat mengurangi evaporasi serta menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah. Tanah pertanian membutuhkan keseimbangan antara partikel pasir, debu, dan lempung, sedangkan lahan pasir didominasi oleh pasir.


B.  Tujuan
1.  Untuk mengetahui interaksi antar komponen ekosistem lahan pasir pantai
2.  Untuk mengetahui sistem pertanian di lahan pasir.

C.    Dasar Teori
Segala sesuatu di alam semesta ini adalah makhluk hidup, dan hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta. Setiap makhluk hidup mempunyai sunnatullahnya sendiri. Sesuai dengan apa yang telah ditetukan Allah terhadap mereka. Rotasi bumi, adanya bahan-bahan radioaktif, kematian makhluk hidup, merupakan contoh-contoh sunnatullah yang sudah ada jauh sebelum penciptaan manusia dan jauh sebelum Al-Quran diturunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW (Purwanto, 2007: 294). Manusia hidup dalam satu dunia, yang penuh dengan ciptaan-ciptaan dari Sang Maha Pencipta ALLAH S.W.T yang begitu indah, menarik, dan teratur rapi.
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri, manusia memerlukan manusia lain. Oleh karena itu manusia harus berhubungan atau berinteraksi dengan manusia atau lingkungan (Rahmat) (2012: 19). bahwa manusia harus mempelajari seluruh lingkungan hidup yang ada disekelilingnya, karena ini adalah sunatullah, supaya ia mampu mengemban tugas sebagai leader atau khalifah (pemimpin) dibumi ini. (Purwanto), (2007: 295)  Dari pengertian yang dijelaskan oleh para ahli saya dapat menyimpulkan bahwa manusia itu merupakan khalifah dimuka bumi yang selalu berinteraksi sosial baik dengan sesama manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan tumbuhan, atau manusia dengan lingkungan.
Lahan Pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung,debu,dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan air, sekitar 150 cm per jam. Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan air sangat rendah,1,6-3% darI total air yang tersedia.Angin dI kawasan pantai itu sangat tinggi,sekitar 50 kper jam.Angin dengan kecepatan mudah mencerabut akar dan merobohkan tanaman.Angin Yang kencang dipantai bisa membawa partikel-partikel garam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Suhu di kawasan pantai siang hari sangat panas. Ini menyebabkan proses kehilangan air tanah akibat proses penguapan sangat tinggi (Prapto dkk., 2000).
Karakteristik lahan pasir pantai adalah kandungan pasir melebihi 95%, struktur tanah kurang baik, konsistensi lepas, kurang kuat menahan air, permeabilitas dan drainase sangat cepat, serta miskin hara. Pemberian bahan organik atau pupuk kandang, dan perbaikan sifat tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah, terutama agregat, yang pada nantinya akan meningkatkan kelembapan tanah. Apalagi kawasannya yang terbuka dengan angin laut yang memiliki kandungan garam dan lembab.
Upaya pemanfaatan, perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan pertanian di kawasan pasir pantai yang secara alami kurang produktif dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Pemberian masukan tertentu misalnya lempung, kapur, zeolite atau kompos dapat dilakukan ke dalam tanah dengan tujuan perbaikan sifat fisika, kimiawi dan biologi tanah.         
Menurut Sudihardjo (2000), berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983 kesesuaian aktual lahan pasir Pantai Selatan DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk komoditas tanaman pangan dan sayuran. Akan tetapi beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan perbaikan hasil dari perlakuan-perlakuan yang dilakukan terhadap tanah, meskipun belum mantap.
Wilayah selatan DI Yogyakarta merupakan bentangan pantai sepanjang lebih dari 70 km, meliputi wilayah Kabupaten Bantul , dan Gunung Kidul. Lahan pasir pantai merupakan lahan marginal dan belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Sudihardjo (2000), berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983 kesesuaian aktual lahan pasir Pantai Selatan DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk komoditas tanaman pangan dan sayuran.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari observasi yang di lakukan di pantai daerah kulonprogo tepatnya di pantai Samas.adalah bahwa pertanian di sana sudah menerapkan sistem pertanian yang baik. Di mana para petani sudah mengerti akan pentingnya teknologi dalam pertanian. Serta sudah mengerti Dalam memanfaatkan lingkungan yang ada atau mereka menanam komoditas yang sesuai dengan iklim. Misalnya yaitu pada musim kemarau para petani menanam bawang merah.
Sedangkan komoditas yang sudah ada di lahan pasir pantai  adalah padi, kacang tanah,sayuran,dan tanaman buah.
Dalam observasi yang dilakukan di lahan pasir pantai tepatnya di kabupaten kulonprogo pantai Samas terdapat keseimbangan komponen ekosistem yaitu:
1.      Biotic
a. Manusia

lahan pasir

Manusia di sini yang di maksud adalah petani. Petani sangat berperan penting dalam pengolahan atau penentu suatu keseimbangan ekosistem di suatu tempat. Dimana  jika petani tidak mengerti akan pentingnya pengolahan lingkungan maka tidak akan terjadi keseimbangan ekosistem yang ada di lahan pasir pantai.

a.    Tanaman
Tanaman yang ada di lahan pasir pantai  meliputi tanaman pangan seperti padi ,  sayuran dimana semua jenis tanaman ini di budidayakan di lahan pasir pantai.
Di mana tanaman juga sangat berpengaruh terhadap ekosistem yang ada di lahan pasir. Karena jika tidak ada tanaman maka kondisi atau ekosistem pasir juga berubah.













1.   Abiotik
a. Air
Dalam pengolahan pasir pantai disini keberadaan air sangat bengaruh tehadap komponen ekosistem yang  ada. Di lahan pasir pantai air sangant berperan penting bagi kelangsungan hidup tanaman yang di budidayakan  .Oleh karena  itu petani sudah menyadari akan hal tersebut, dan akhirnya mereka  berinisiatif dengan cara membuat  tampungan air berupa sumur  sebagai sistem irigasi pengairan guna memenuhi kebutuhan tanaman dengan bantuan pompa air atau disel.
 












a.    Pasir
Lahan pasir pantai adalah lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat berpori ,sehingga kemampuannya dalam menahan air rendah.selain itu pasir meupakan media tanam. Namun walau sebagai media tanam pasir hanyalah tempat beridirinya tanaman karena pasir tidak dapat menyimpan unsur hara atau nutrisi tanaman sedangkan   nutrisi tanaman diberikan melalui  pupuk oganik sebagai sumber unsur hara dan anorganik.

a.      Tanah liat ( lempung )
Penggunaan tanah  di lahan pasir pantai dapat memanfaatkan tanah lempung, abu vulkan, endapan saluran sungai, kolam waduk ,bertujuan untuk meningkatkan jumlah koloid dalam tanah, khususnya penambahan  lempung. Peningkatan jumlah bahan halus dalam tanah akan bermanfaat terhadap peningkatan hara dan air. Pemberian Lumpur di Lahan Pasir Pantai.
Walau bentuk tanah liat di sini tidak keliatan namun dipastikan ada karena fungsinya untuk menambah keliatan pasir atau mempermudah dalam teknik budidaya sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal.namun saat ini tanah liat sudah di gunakan lagi karena dalam teknik budidaya sudah di gantikan dengan pupuk organic atau tanah organik.

b.   Bahan organik
Bahan organik yang dapat diberikan di lahan pasir pantai dapat berupa pupuk kandang (sapi, kambing/domba dan unggas), kompos, pupuk hijau, dan blotong. Pemberin bahan organik dapat dilakukan dengan cara mencampur bahan organik ke dalam tanah atau pemberian bahan organik di permukaan tanah di sekitar tanaman. Bahan organik dapat diberikan ke lahan dalam kondisi sudah matang atau mentah.
Pemberian bahan organik bertujuan untuk mengurangi pelindian, sehingga dekomposisi bahan organik mentah akan terjadi sinkronisasi pelepasan hara dengan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan bahan organik pada lahan pasir lebih banyak dari lahan konvensional yaitu sekitar 15 –20 ton. Hasil wawancara dengan nara sumber yang ada di lahan  bahwa pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton dapat menekan penggunaan NPK menjadi 200 kg/ ha.

c.    Angin
Fungsi angin di sini sangat berpengaruh dalam pernyerbukan tanaman, namun jika kecepatan angina terlalu tinggi maka sangat merugikan sehingga petani mengatasi hal tersebut dengan tanaman pemecah  angin yang di tanam di tepi pantai. Penggunaan pemecah angina bertujuan untuk mengurangi kecepatan angin dalam pertanaman lahan pasir. Pemecah angin dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pemecah angin sementara dan permanent.
Pemecah angin sementara dapat memanfaatkan anyaman daun kelapa , kasa nilon dan lembaran pasti selain untuk mengatasi angina yang bterlalu kencang juga untuk menahan uap garam dari air laut yang akan mengenai tanaman ynga di budidayakan. Sedangkan pemecah angin permanent dapat memanfaatkan tanaman yang berupa tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi, cemara laut dan pandan Bangunan sementara dapat dibuat dari anyaman bambu, daun tebu, atau daun kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat tetap berasal dari tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi dan lain-lain.
Berdasrkan analisis agroekosistem lahan pasir dibandingkan beberapa sistem pertanian yaitu : Tegalan, Ladang, Sistem surjan, Pekarangan dan Sawah dengan perbandingan komponen dasar agroekosistem yaitu :
    - Productivity
    - Equitability / pemerataa
    - Sustainanbility / keberlanjutan
     - Stability
Dapat dibandingan  lahan pasir dengan  ladang sebagai berikut :
1. produktivity
Hasil dari lahan pasir lebih sedikit dari pada hasil dari ladang karena pada lahan pasir hasil tanaman yang ditanam sedikit, hanya tanaman yang tahan dengan suhu yang panas yang bias bertahan sampai panen seperti kacang, gambas, timun dan lain-lain. Sedangkan dengan ladang banyak jenis tanaman yang bias ditanam di lahan tersebut .

2. Equitability atau Pemerataan
Dari wawancara atau observasi dilahan pasir dan ladang bahwa hasil dari tanaman yang ditanam  sebagian di konsumsi sediri dan sebagian di distribusikan atau di jual ke pasar.

3.  Sustainability atau Keberlanjutan
Untuk keberlanjutan lahan pasir dan ladang dapat di kembangkan dengan menciptakan penganekaragaman tanaman untuk tanaman yang bisa bertahan di daerah pasir, sehingga lahan pasir dapat di manfaatkan secara maksimal. Selain itu penganekaragaman tanaman yang cocok di ladang, agar semakin banyak tanaman yang di tanam di ladang. Sehingga untuk kedepannya kedua lahan tersebut dapat menghasilkan tanaman yang dapat  memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang semakin meningkat .

4.  Stability 
Hasil dari lahan pasir umumnya tidak menentu dari pada ladang. Karena dalam penanaman di lahan pasir tidak serempak seperti di ladang. Di sinyalir bahwa hasil lahan pasir hasilnya akan  baik pada musim kemarau dan tanaman yang di tanama juga hanya bawang merah, cabai sedangkan disaat musim hujan untuk lahan pasir untuk panen  dirasa sulit, karena itensitas air sangat banyak sehingga membuat tanman banyak yang membusuk dan hasil panen menurun. Sehingga untuk lahan pasir hasil yang di peroleh tidak stabil, kadang bisa naik dan bias turun. Sedangkan pada ladang untuk penanamannya serentak karena untuk ladang sendiri tanaman yang sering ditanam tidak terlalu sulit seperti palawija, sehingga saat pemanenan dapat menghasilkan panen yang maksimal.

BAB III
KESIMPULAN
   

1-
Dari hasil observasi yang kami lakukan di pantai samas dapat di simpulkan bahwa sistem pertanian yang berada di sana sudah memanfaatkan lahan pasir secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan.  Serta interaksi antar komponen ekosistem saling menguntungkan  baik anatara komponen biotik dengan biotik maupun biotik dengan abiotik dan sebagai penentu atau actor dalam ekosistem ini adalah manusia.

- Lahan pasir merupakan media tanam yang relative rendah, kandungan unsur hara dan intensitas pengairan sangat minim,oleh karena itu petani sudah dapat membaca kondisi lahan pasir,sehingga para petani dapat mengatasi lahan pasir dengan menambahkan tanah liat ( lempung ) guna untuk pemberian atau penyedia unsur hara.


- Pengairan di lahan pasir tidak menggunakan sistem irigasi terbuka ,sebab lahan pasir jika menggunakan irigasi  dengan tekstur ( butiran ) pasir yang tdak dapat menahan air akan mudah terbawa arus,oleh karena itu para petani memanfaatkan irigasi pengairan dengan sumur ,penanaman pipa ,berserta alat pemopa air atau disel.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.http://makalahtentanglingkungan.ciciscout.blogspot.com/2010/10/.html.6 maret 2013.
Artoyo. 2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2, 2005 : 140 – 151. Yogyakarta.7 maret 2013.
Prapto,Y.,dkk.2000.Menyulap Tanah Pasir Menjadi Lahan Subur.http/www.suara merdeka.com/harian/0402/06/ked08.htm-5k,1.7 maret 2013.
Sudihardjo, AM. 2000. Teknologi Perbaikan Sifat Tanah Subordo Psaments dalam Upaya Rekayasa Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Beting Pasir. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan Pangan. Yogyakarta,8 maret 2013.
Cici. 2010. http://ciciscout.blogspot.com. Di posting pada tanggal 5 Maret 2013.
        Pukul 17.00 WIB.
Irwan Djamal Zoeraini. 2007. Prinsip-prisip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
                     Pelestarian. Bumi Aksara. Jakarta

 

Tidak ada komentar:

Pages - Menu