PENGENDALIAN HAMA ULAT JANTUNG
(Crocidolomia binotalis Zell) PADA TANAMAN
KUBIS - KUBISAN DI DAERAH KOPENG
I. PERMASALAHAN
Kopeng yang
berada didaerah Magelang merupakan daerah dataran tinggi yang terkenal sebagai
penghasil sayuran. Sepanjang tahun baik musim hujan maupun kemarau, daerah tersebut
ditanami beragam sayuran terutama kubis-kubisan seperti kubis, kubis bunga,
sawi, selada dsb. Namun setiap tahun terutama pada musim hujan terdapat
serangan hama ulat sehingga tanaman mengalami kerusakan. Setelah ditanyakan
ternyata hama tersebut adalah hama Crocidolomia
atau ulat jantung.
II.
ANALISIS
PERMASALAHAN
A.
Lokasi
Penanaman
Lokasi penanaman
dari kubis-kubisan ini yaitu di daerah Kopeng. Menurut Aiprillah (2013),
wilayah kopeng termasuk di dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Di wilayah
ini, tanaman kubis-kubisan akan tumbuh baik, namun ada kekurangan dan
kelebihannya. Di kopeng, pertumbuhan kubis bunga yang ditanam di kopeng rendah,
dan berat basah tanaman. Namun pertumbuhan generative lebih optimal, bunga
cepat tumbuh, bunga juga lebih berat. Pembentukan bunga dapat diinduksi oleh
suhu yang berada di luar batas ambang, namun demikian suhu yangoptimum lebih
efektif dan cepat dalam menginisiasi pembungaan (Larcher, 1995). Dari data
pertumbuhan awal kubis bunga dapat diketahui bahwa suhu daerah Kopeng yang
rendah merupakan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Suhu yang optimum inilah yang menjadi suhu optimum untuk
inisiasi pembungaan. Namun, di sisi lain menurut Cornel University(2012), Croci akan tumbuh baik di wilayah tropis
dataran tinggi, sehingga selain pertumbuhannya bagus juga ada kendala yang
tidak boleh dipandang sebelah mata. Yaitu mengenai pertumbuhan Crocidolomia di dalam budidaya tanaman
kubis-kubisan. Jadi, kondisi
yang terdapat di daerah Kopeng ini selain mendukung pertumbuhan tanaman
kubis-kubisan juga sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan Crocidolomia yang merupakan hama
kubis-kubisan itu sendiri.
B.
Serangan
Ulat Kubis ( Crocidolomia binotalis)
Crocidolomia menyerang pada bagian titik tumbuh
tanaman, sehingga tanaman tidak diberi kesempatan untuk tumbuh. Sehingga
tanaman akan rusak dan akhirnya tidak bias bertahan. Serangan yang dilakukan Crocidolomia ini yaitu terjadi pada saat
fase larva, karena pada fase ini larva membutuhkan makanan untuk menjadi pupa
dan akhirnya menjadi imago. Dalam siklus hidupnya, kubis menjadi tempat sasaran
bagi imago untuk meletakkan telurnya. Karena ulat ini kurang menyukai sinar
matahari, maka peletakan telur berada di bawah daun kubis-kubisan, dan setelah
menjadi larva maka daun inilah yang menjadi makanannya. Ketika musim hujan
tiba, maka intensitas cahaya matahari akan berkurang, sehingga menciptakan
kondisi yang mendukung ulat Crocidolomia untuk tumbuh dan berkembang
secara leluasa.
Namun, apabila imago jantan dari ulat kubis dapat
di tarik keluar dari lingkungan kubis sebelum melakukan pembuahan pada imago
betina akan memperkecil serangan larva hama ulat kubis.
C.
Penanaman
Berdasarkan kasus permasalahan, tanaman kubis-kubisan
ini ditanam sepanjang tahun tanpa ada pergantian jenis tanaman atau rotasi
tanaman. Padahal, menurut Pracaya (2003), rotasi tanaman perlu dilakukan
sebagai media peralihan terhadap hama tersebut dan memutus siklus hidupnya. Seharusnya, kondisi lingkungan yang dibutuhkan
tanaman kubis yaitu terjaga kebersihan lingkungannya, serta adanya tanaman yang
dapat menarik imago jantan keluar dari lingkungan tanaman kubis, sehingga
pembuahan tidak akan terjadi.
Penanaman kubis juga harus melihat seberapa jauh
jarak tanam yang digunakan dan tanaman berfamily apa yang digunakan untuk
tumpang sari ataupun polikultur. Aspek ini sangat penting dikarenakan apabila
tanaman yang digunakan untuk polikultur merupakan satu family, serangan hama
ulat kubis dengan tanaman berfamily sama akan meningkat serangannya.
III.
TINJAUAN
PUSTAKA
D.
Deskripsi
Wilayah Kopeng
Kopeng terletak di Lereng Gunung Merbabu di
sisi utara, dan termasuk di wilayah kecamatan Getasan Kabupaten Semarang,
diapit oleh dua gunung yaitu gunung Telomoyo dan gunung Andong,
serta satu bukit Gajah Mungkur. Jarak Kopeng yaitu 11,88 km dari kota
Salatiga, dan dari kota Magelang jaraknya sekitar 28 km. Kopeng termasuk
wilayah dataran tinggi, dan terkenal sebagai penghasil sayur-sayuran seperti
kubis-kubisan.
A.
Deskripsi
Kubis-kubisan
Kubis termasuk golongan
tanaman semusim atau berumur pendek dari spesies Brassica Oleracea, famili Cruciferae,
tanaman pada umumnya tumbuh pendek dengan ketinggian sekitar 20 cm. Pada
umumnya tanaman kubis tidak bercabang, daun berwarna hijau biru dan membentuk
roset, ukuran daun lebar dan besar dengan panjang dapat mencapai 50 cm, daun
berdaging dan tebal. System perakaran pada tanaman kubis adalah akar serabut
yang tumbuh dan berkembang secara menyebar disekitar permukaan tanah sehingga
perakaran tanaman kubis dangkal.
Table
1.Klasifikasi Kubis (Brassica
oleracea var. capitata)
Nama Ilmiah
|
Brassica oleracea var. capitata
|
Nama Lokal
|
Kubis
|
Dunia
|
Plantae
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Sub kelas
|
Dilleniidae
|
Bangsa
|
Capparales
|
Suku
|
Brassicaceae
|
Marga
|
Brassica
|
Spesies
|
Brassica oleracea var. capitata
|
Kubis akan tumbuh baik bila ditanam
di daerah berhawa dingin seperti di Dieng dan di daerah Magelang dan
Pengalengan. Temperatur optimum yang dikehendaki antara 15-200C
sedangkan kelembaban yang baik pada kisaran antara 60-90%. Kalau temperatur 250C,
pertumbuhan akan terhambat. Kubis menghisap air cukup banyak. Tanaman yang
masih muda memerlukan air sebanyak 300cc/hari. Sedangkan kubis dewasa,
memerlukan air sebanyak 400-500cc/hari. Agar tumbuh secara optimal, kubis
memerlukan persentase kandungan air dari kapasitas lapangan 60-100% atau
rata-rata lebih kurang 80%.
A. Deskripsi Crocidolomia
Ulat ini sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garis-garis coklat. Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya dietakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok.
1. Klasifikasi Ulat Jantung ( Cracidolomia binotalis )
Table 2.
Klasifikasiulatjantung
| ||||||||||||||
1. Morfologi
Ulat
berwarna kelabu,sayap depan
terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Ulat aktif pada malam hari dan
tidak tertarik cahaya. Telur umumnya dijumpai pada permukaan bawah daun
diletakkan secara berkelompok.
2. Larva
Larva
instar satu bersifat gregarious, memakan daun pada permukaan bawah dnegan
menyisakan lapisan epidermis atas. Larva menghindari cahaya. Kepala larva
instar awalnya berwarna hitam kecoklatan dengan tubuh berwarna hijau. Warna
larva bervariasi, umumnya berwarna hijau dengan batas garis dorsal dan lateral
berwarna kekuningan. Panjang larva sekitar 18 mm (Purnamasari, 2006).
3. Pupa
Pupa terdapat pada kokon yang terbuat dari butiran
tanah dan membentuk lonjong dengan stadium 9 hari (Wahyuni, 2006)
|
1. Imago
Ngengat ini termasuk binatang malam tetapi tak mau mendatangi cahaya. Bertelur di balik daun. Ngengat betina bisa hidup sampai ± 24 hari dan dapat menghasilkan telur sampai 18 kelompok. Jadi selama hidupnya ngengat bisa bertelur sampai 1.460 butir.1. Ekologi
Daerah sebaran di Asia
Tenggara, Afrika dan India,Indonesia (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Utara). Menurut Cornel University (2012), Croci akan tumbuh baik di wilayah tropis dataran tinggi.
2.
Daur hidup:
Ulatini
termasuk binatang malam, tetapi tidak mau mendatangi cahaya. Hama ini bertelur di balik daun dalam kelompok yang
terdiri dari 30-80 butir. tiap kelompok kira-kira3 mm x 5 mm. Ulat betina
bisa hidup sampai 24 hari ,ulatini dapat menghasilkan telur sampai 18
kelompok. Jadi, selama hidupnya ulatini bisa bertelur sampai 1.460 butir.
Setelahmenetas, ulat segera memakan daun dengan lahapnya, terutama daun bagian
dalam yangtertutup oleh daun luar.
Alasannya adalah ulat ini takut sinar matahari. Jika
seranganmenghebat, ulat akan mencapai titik tumbuh. Jika yang terserang tanaman
kubis, mungkinmasih bisa hidup lagi asal ulatnya telah dibinasakan. Namun, sawi
biasanya sudah tidak tertolong lagi. Ulat berkepompong di dalam tanah
dengan kokon yang diselimuti butirantanah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar