BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hal yang melatar belakangi pemilihan observasi
sistem pertanian di lahan pasir adalah karena banyak sekali lahan pasir yang
belum di manfaatkan sebagai lahan budidaya. sehingga hal tersebut mendorong
kami untuk melakukan observasi di pantai selatan Bantul tepatnya di pantai
Samas, di mana di sana sudah terdapat pemanfaatan lahan pasir pantai. Dari situ
kita dapat belajar bagaimana cara memanfaatkan lahan pasir pantai menjadi lahan
budidaya pertanian. Hal ini di akibatkan oleh kurangnya lahan budidaya
yang ada di DIY. Dengan di manfaatkankannya lahan pasir pantai di
harapkan dalam pemenuhan kebutuhan khususnya sayuran atau hasil pertanian dapat
tercukupi.
Pada area lahan pertanian sekarang semakin sempit, sehingga mungkin atau tidak mungkinnya teknologi baru di terapkan pada teknologi pertanian. Kegunaan pasir pantai dalam pertanian mulai di terapkan pada para petani. Lahan pasir pantai adalah Lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat porus,sehingga kemampuannya dalam menahan air rendah. Kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi setiap upaya pemupukan, karena kebutuhan pupuk menjadi berlipat. Selain itu lahan pasir memiliki bahan organik dan nitrogen yang rendah. Lahan pasir seperti ini banyak kita temukan di daerah pantai salah satunya adalah daerah Bantul.
Tanah jenis ini mempunyai kandungan bahan
organik dan kesuburan yang rendah sehingga perlu dilakukan teknologi yang dapat
diterapkan untuk mengatasi permasalahan di lahan pasir pantai adalah pemberian
bahan organik, alas plastik, dan pemberian jerami diatas permukaan lahan
sehingga dapat mengurangi evaporasi serta menjaga kestabilan suhu dan
kelembaban tanah. Tanah pertanian membutuhkan keseimbangan antara partikel
pasir, debu, dan lempung, sedangkan lahan pasir didominasi oleh pasir.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui interaksi antar komponen ekosistem lahan pasir pantai
2. Untuk mengetahui sistem
pertanian di lahan pasir.
C.
Dasar Teori
Segala sesuatu di alam semesta ini adalah
makhluk hidup, dan hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta. Setiap makhluk hidup
mempunyai sunnatullahnya sendiri. Sesuai dengan apa yang telah ditetukan Allah
terhadap mereka. Rotasi bumi, adanya bahan-bahan radioaktif, kematian makhluk
hidup, merupakan contoh-contoh sunnatullah yang sudah ada jauh sebelum
penciptaan manusia dan jauh sebelum Al-Quran diturunkan kepada manusia melalui
Nabi Muhammad SAW (Purwanto, 2007: 294). Manusia hidup dalam satu dunia, yang
penuh dengan ciptaan-ciptaan dari Sang Maha Pencipta ALLAH S.W.T yang begitu
indah, menarik, dan teratur rapi.
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak bisa
hidup sendiri, manusia memerlukan manusia lain. Oleh karena itu manusia harus
berhubungan atau berinteraksi dengan manusia atau lingkungan (Rahmat) (2012:
19). bahwa manusia harus mempelajari seluruh lingkungan hidup yang ada
disekelilingnya, karena ini adalah sunatullah, supaya ia mampu mengemban tugas
sebagai leader atau khalifah (pemimpin) dibumi ini. (Purwanto), (2007:
295) Dari pengertian yang dijelaskan oleh para ahli saya dapat
menyimpulkan bahwa manusia itu merupakan khalifah dimuka bumi yang selalu
berinteraksi sosial baik dengan sesama manusia dengan manusia, manusia dengan
hewan, manusia dengan tumbuhan, atau manusia dengan lingkungan.
Lahan Pasir pantai merupakan tanah yang
mengandung lempung,debu,dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir
mudah mengalirkan air, sekitar 150 cm per jam. Sebaliknya, kemampuan tanah
pasir menyimpan air sangat rendah,1,6-3% darI total air yang tersedia.Angin dI
kawasan pantai itu sangat tinggi,sekitar 50 kper jam.Angin dengan kecepatan
mudah mencerabut akar dan merobohkan tanaman.Angin Yang kencang dipantai bisa
membawa partikel-partikel garam yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Suhu
di kawasan pantai siang hari sangat panas. Ini menyebabkan proses kehilangan
air tanah akibat proses penguapan sangat tinggi (Prapto dkk., 2000).
Karakteristik lahan pasir pantai adalah
kandungan pasir melebihi 95%, struktur tanah kurang baik, konsistensi lepas,
kurang kuat menahan air, permeabilitas dan drainase sangat cepat, serta miskin
hara. Pemberian bahan organik atau pupuk kandang, dan perbaikan sifat tanah
dapat memperbaiki sifat fisik tanah, terutama agregat, yang pada nantinya akan
meningkatkan kelembapan tanah. Apalagi kawasannya yang terbuka dengan angin
laut yang memiliki kandungan garam dan lembab.
Upaya pemanfaatan, perbaikan dan peningkatan kesuburan
lahan pertanian di kawasan pasir pantai yang secara alami kurang produktif
dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberian masukan tertentu misalnya lempung, kapur, zeolite atau kompos dapat
dilakukan ke dalam tanah dengan tujuan perbaikan sifat fisika, kimiawi dan
biologi tanah.
Menurut Sudihardjo (2000), berdasarkan kriteria
CSR/FAO 1983 kesesuaian aktual lahan pasir Pantai Selatan DIY termasuk kelas
Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk komoditas tanaman pangan dan sayuran.
Akan tetapi beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya
kecenderungan perbaikan hasil dari perlakuan-perlakuan yang dilakukan terhadap
tanah, meskipun belum mantap.
Wilayah selatan DI Yogyakarta merupakan
bentangan pantai sepanjang lebih dari 70 km, meliputi wilayah Kabupaten Bantul
, dan Gunung Kidul. Lahan pasir pantai merupakan lahan marginal dan belum
dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut
Sudihardjo (2000), berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983 kesesuaian aktual lahan
pasir Pantai Selatan DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk
komoditas tanaman pangan dan sayuran.
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil dari observasi yang di lakukan di pantai
daerah kulonprogo tepatnya di pantai Samas.adalah bahwa pertanian di sana sudah
menerapkan sistem pertanian yang baik. Di mana para petani sudah mengerti akan
pentingnya teknologi dalam pertanian. Serta sudah mengerti Dalam memanfaatkan
lingkungan yang ada atau mereka menanam komoditas yang sesuai dengan iklim.
Misalnya yaitu pada musim kemarau para petani menanam bawang merah.
Sedangkan komoditas yang sudah ada di lahan
pasir pantai adalah padi, kacang tanah,sayuran,dan tanaman buah.
Dalam observasi yang dilakukan di lahan pasir
pantai tepatnya di kabupaten kulonprogo pantai Samas terdapat keseimbangan
komponen ekosistem yaitu:
1. Biotic
a. Manusia
a. Manusia
lahan pasir |
Manusia di sini yang di maksud adalah petani.
Petani sangat berperan penting dalam pengolahan atau penentu suatu keseimbangan
ekosistem di suatu tempat. Dimana jika petani tidak mengerti akan
pentingnya pengolahan lingkungan maka tidak akan terjadi keseimbangan ekosistem
yang ada di lahan pasir pantai.
a. Tanaman
Tanaman yang ada di lahan pasir pantai
meliputi tanaman pangan seperti padi , sayuran dimana semua jenis
tanaman ini di budidayakan di lahan pasir pantai.
Di mana tanaman juga sangat berpengaruh terhadap
ekosistem yang ada di lahan pasir. Karena jika tidak ada tanaman maka kondisi
atau ekosistem pasir juga berubah.
1. Abiotik
a. Air
Dalam pengolahan pasir pantai disini keberadaan
air sangat bengaruh tehadap komponen ekosistem yang ada. Di lahan pasir
pantai air sangant berperan penting bagi kelangsungan hidup tanaman yang di
budidayakan .Oleh karena itu petani sudah menyadari akan hal
tersebut, dan akhirnya mereka berinisiatif dengan cara membuat
tampungan air berupa sumur sebagai sistem irigasi pengairan guna
memenuhi kebutuhan tanaman dengan bantuan pompa air atau disel.
a. Pasir
Lahan
pasir pantai adalah lahan pantai dicirikan oleh tekstur tanahnya yang berupa
pasiran,struktur tanahnya lepas dan sangat berpori ,sehingga kemampuannya dalam
menahan air rendah.selain itu pasir meupakan media tanam. Namun walau sebagai
media tanam pasir hanyalah tempat beridirinya tanaman karena pasir tidak dapat
menyimpan unsur hara atau nutrisi tanaman sedangkan nutrisi tanaman
diberikan melalui pupuk oganik sebagai sumber unsur hara dan anorganik.
a.
Tanah liat ( lempung )
Penggunaan tanah di lahan pasir pantai
dapat memanfaatkan tanah lempung, abu vulkan, endapan saluran sungai, kolam
waduk ,bertujuan untuk meningkatkan jumlah koloid dalam tanah, khususnya
penambahan lempung. Peningkatan jumlah bahan halus dalam tanah akan
bermanfaat terhadap peningkatan hara dan air. Pemberian Lumpur di Lahan Pasir
Pantai.
Walau bentuk tanah liat di sini tidak keliatan
namun dipastikan ada karena fungsinya untuk menambah keliatan pasir atau
mempermudah dalam teknik budidaya sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
normal.namun saat ini tanah liat sudah di gunakan lagi karena dalam teknik
budidaya sudah di gantikan dengan pupuk organic atau tanah organik.
b. Bahan organik
Bahan organik yang dapat diberikan di lahan
pasir pantai dapat berupa pupuk kandang (sapi, kambing/domba dan unggas),
kompos, pupuk hijau, dan blotong. Pemberin bahan organik dapat dilakukan dengan
cara mencampur bahan organik ke dalam tanah atau pemberian bahan organik di
permukaan tanah di sekitar tanaman. Bahan organik dapat diberikan ke lahan
dalam kondisi sudah matang atau mentah.
Pemberian bahan organik bertujuan untuk
mengurangi pelindian, sehingga dekomposisi bahan organik mentah akan terjadi
sinkronisasi pelepasan hara dengan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan bahan
organik pada lahan pasir lebih banyak dari lahan konvensional yaitu sekitar 15
–20 ton. Hasil wawancara dengan nara sumber yang ada di lahan bahwa
pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton dapat menekan penggunaan NPK menjadi
200 kg/ ha.
c. Angin
Fungsi angin di sini sangat berpengaruh dalam
pernyerbukan tanaman, namun jika kecepatan angina terlalu tinggi maka sangat
merugikan sehingga petani mengatasi hal tersebut dengan tanaman pemecah
angin yang di tanam di tepi pantai. Penggunaan pemecah angina bertujuan
untuk mengurangi kecepatan angin dalam pertanaman lahan pasir. Pemecah angin
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pemecah angin sementara dan permanent.
Pemecah angin sementara dapat memanfaatkan
anyaman daun kelapa , kasa nilon dan lembaran pasti selain untuk mengatasi
angina yang bterlalu kencang juga untuk menahan uap garam dari air laut yang
akan mengenai tanaman ynga di budidayakan. Sedangkan pemecah angin permanent
dapat memanfaatkan tanaman yang berupa tumbuhan tahunan yang umurnya panjang
dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya:
kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi, cemara laut dan
pandan Bangunan sementara dapat dibuat dari anyaman bambu, daun tebu, atau daun
kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat tetap berasal dari tumbuhan tahunan
yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat
digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamtoro, bunga turi
dan lain-lain.
Berdasrkan
analisis agroekosistem lahan pasir dibandingkan beberapa sistem pertanian yaitu
: Tegalan, Ladang, Sistem surjan, Pekarangan dan Sawah dengan perbandingan
komponen dasar agroekosistem yaitu :
- Productivity
- Equitability
/ pemerataa
- Sustainanbility / keberlanjutan
- Stability
- Sustainanbility / keberlanjutan
- Stability
Dapat
dibandingan lahan pasir dengan ladang sebagai berikut :
1. produktivity
Hasil dari lahan
pasir lebih sedikit dari pada hasil dari ladang karena pada lahan pasir hasil
tanaman yang ditanam sedikit, hanya tanaman yang tahan dengan suhu yang panas
yang bias bertahan sampai panen seperti kacang, gambas, timun dan lain-lain.
Sedangkan dengan ladang banyak jenis tanaman yang bias ditanam di lahan
tersebut .
2. Equitability
atau Pemerataan
Dari wawancara
atau observasi dilahan pasir dan ladang bahwa hasil dari tanaman yang
ditanam sebagian di konsumsi sediri dan
sebagian di distribusikan atau di jual ke pasar.
3. Sustainability
atau Keberlanjutan
Untuk
keberlanjutan lahan pasir dan ladang dapat di kembangkan dengan menciptakan
penganekaragaman tanaman untuk tanaman yang bisa bertahan di daerah pasir, sehingga
lahan pasir dapat di manfaatkan secara maksimal. Selain itu penganekaragaman
tanaman yang cocok di ladang, agar semakin banyak tanaman yang di tanam di
ladang. Sehingga untuk kedepannya kedua lahan tersebut dapat menghasilkan
tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat yang semakin meningkat .
4. Stability
Hasil dari lahan
pasir umumnya tidak menentu dari pada ladang. Karena dalam penanaman di lahan
pasir tidak serempak seperti di ladang. Di sinyalir bahwa hasil lahan pasir
hasilnya akan baik pada musim kemarau
dan tanaman yang di tanama juga hanya bawang merah, cabai sedangkan disaat
musim hujan untuk lahan pasir untuk panen
dirasa sulit, karena itensitas air sangat banyak sehingga membuat tanman
banyak yang membusuk dan hasil panen menurun. Sehingga untuk lahan pasir hasil
yang di peroleh tidak stabil, kadang bisa naik dan bias turun. Sedangkan pada
ladang untuk penanamannya serentak karena untuk ladang sendiri tanaman yang
sering ditanam tidak terlalu sulit seperti palawija, sehingga saat pemanenan
dapat menghasilkan panen yang maksimal.
BAB
III
KESIMPULAN
1-
Dari hasil observasi yang kami lakukan di pantai samas dapat di simpulkan bahwa sistem pertanian yang berada di sana sudah memanfaatkan lahan pasir secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan. Serta interaksi antar komponen ekosistem saling menguntungkan baik anatara komponen biotik dengan biotik maupun biotik dengan abiotik dan sebagai penentu atau actor dalam ekosistem ini adalah manusia.
Dari hasil observasi yang kami lakukan di pantai samas dapat di simpulkan bahwa sistem pertanian yang berada di sana sudah memanfaatkan lahan pasir secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan. Serta interaksi antar komponen ekosistem saling menguntungkan baik anatara komponen biotik dengan biotik maupun biotik dengan abiotik dan sebagai penentu atau actor dalam ekosistem ini adalah manusia.
- Lahan pasir merupakan media
tanam yang relative rendah, kandungan unsur hara dan intensitas pengairan
sangat minim,oleh karena itu petani sudah dapat membaca kondisi lahan
pasir,sehingga para petani dapat mengatasi lahan pasir dengan menambahkan
tanah liat ( lempung ) guna untuk pemberian atau penyedia unsur hara.
- Pengairan di lahan pasir tidak menggunakan sistem irigasi terbuka ,sebab lahan pasir jika menggunakan irigasi dengan tekstur ( butiran ) pasir yang tdak dapat menahan air akan mudah terbawa arus,oleh karena itu para petani memanfaatkan irigasi pengairan dengan sumur ,penanaman pipa ,berserta alat pemopa air atau disel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://makalahtentanglingkungan.ciciscout.blogspot.com/2010/10/.html.6
maret 2013.
Anonim.2012.http://syaifuloktaviantomusa. laporan-observasi-danau-limboto blogspot.com/2012/06/.html.6 maret 2013.
Artoyo. 2005. Analisis
Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta.
Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2, 2005 : 140 – 151. Yogyakarta.7 maret 2013.
Prapto,Y.,dkk.2000.Menyulap
Tanah Pasir Menjadi Lahan Subur.http/www.suara merdeka.com/harian/0402/06/ked08.htm-5k,1.7
maret 2013.
Sudihardjo, AM. 2000. Teknologi
Perbaikan Sifat Tanah Subordo Psaments dalam Upaya Rekayasa Budidaya Tanaman
Sayuran di Lahan Beting Pasir. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk
Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan Pangan.
Yogyakarta,8 maret 2013.
Pukul 17.00 WIB.
Irwan
Djamal Zoeraini. 2007. Prinsip-prisip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan
Pelestarian. Bumi Aksara. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar